UMM Siapkan Televisi Dakwah Muhammadiyah
Rektor UMM, DR Muhadjir Effendy, dalam pidatonya saat mewisuda 666 sarjana UMM (27/02), mengungkapkan, pengembangan jaringan televisi Muhammadiyah merupakan peran penting yang akan diwujudkan universitas yang dipimpinnya. "UMM akan tetap mengambil peran penting dalam perjalanan abad kedua Muhammadiyah," ujarnya.
UMM, lanjut Muhajir, akan terus konsisten mengembangkan gerakan dakwah, salah satu cara yaitu dengan mengembangkan media televisi. Muhadjir juga menegaskan bahwa, UMM telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk mengembangkan rencana media televisi Muhammadiyah.
Stasiun televisi pertama milik Muhammadiyah itu bernama ADiTV. Peluncurannya dilakukan bersamaan dengan launching Muktamar Seabad Muhammadiyah, pertengahan Juli lalu di Yogyakarta. Stasiun televisi yang digagas oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) itu telah menjalani evaluasi dengar pendapat (EDP).
ADiTV telah mengantongi izin siar dan merupakan stasiun TV Muhammadiyah pertama. ADiTV mengudara pada Channel 44 UHF. Pendirian TV Muhammadiyah yang pertama itu merupakan hasil amanat Muktammar Muhammadiyah pada 1995 silam. Namun, baru tahun ini rencana itu bisa terlaksana.
Rencana UMM untuk memiliki jaringan stasiun televisi Muhammadiyah mendapat dukungan dari Komisaris Trans Corporation, Ishadi SK. Pihaknya berjanji akan membantu pengembangan TV Muhammadiyah di UMM itu. Seusai berorasi di hadapan ratusan wisudawan, Ishadi juga menyempatkan diri meninjau studio mini laboratorium Komunikasi UMM.
Di hadapan Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) UMM, Prof A Malik Fadjar dan rektor UMM, Ishadi mengungkapkan, studio tempat praktikum mahasiswa Komunikasi UMM di kawasan basement UMM Dome tersebut cukup layak untuk dijadikan stasiun televisi. "Untuk membuat stasiun televisi, fasilitas ini sudah cukup bagus. Bisa dimulai dari TV komunitas," tutur Ishadi, sebagaimana yang dikutip dari beberapa sumber media online.
UMM, lanjut Muhajir, akan terus konsisten mengembangkan gerakan dakwah, salah satu cara yaitu dengan mengembangkan media televisi. Muhadjir juga menegaskan bahwa, UMM telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk mengembangkan rencana media televisi Muhammadiyah.
Stasiun televisi pertama milik Muhammadiyah itu bernama ADiTV. Peluncurannya dilakukan bersamaan dengan launching Muktamar Seabad Muhammadiyah, pertengahan Juli lalu di Yogyakarta. Stasiun televisi yang digagas oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) itu telah menjalani evaluasi dengar pendapat (EDP).
ADiTV telah mengantongi izin siar dan merupakan stasiun TV Muhammadiyah pertama. ADiTV mengudara pada Channel 44 UHF. Pendirian TV Muhammadiyah yang pertama itu merupakan hasil amanat Muktammar Muhammadiyah pada 1995 silam. Namun, baru tahun ini rencana itu bisa terlaksana.
Rencana UMM untuk memiliki jaringan stasiun televisi Muhammadiyah mendapat dukungan dari Komisaris Trans Corporation, Ishadi SK. Pihaknya berjanji akan membantu pengembangan TV Muhammadiyah di UMM itu. Seusai berorasi di hadapan ratusan wisudawan, Ishadi juga menyempatkan diri meninjau studio mini laboratorium Komunikasi UMM.
Di hadapan Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) UMM, Prof A Malik Fadjar dan rektor UMM, Ishadi mengungkapkan, studio tempat praktikum mahasiswa Komunikasi UMM di kawasan basement UMM Dome tersebut cukup layak untuk dijadikan stasiun televisi. "Untuk membuat stasiun televisi, fasilitas ini sudah cukup bagus. Bisa dimulai dari TV komunitas," tutur Ishadi, sebagaimana yang dikutip dari beberapa sumber media online.