Dialog Aspirasi dengan Rektor UMM: Normatif?
By. Sahabat Erwan Soleh (FKIP)
Janji BEM mempertemukan mahasiswa dalam forum dialog dengan rektor akhirnya ditepati. Acara yang mempertemukan antara pihak rektorat dengan seluruh elemen mahasiswa itu dilaksanakan pada Senin 9 Mei 2011 di gedung Aula Bau UMM.
Janji BEM mempertemukan mahasiswa dalam forum dialog dengan rektor akhirnya ditepati. Acara yang mempertemukan antara pihak rektorat dengan seluruh elemen mahasiswa itu dilaksanakan pada Senin 9 Mei 2011 di gedung Aula Bau UMM.
Ada sedikit
kendala sebelum acara dimulai, yakni keterlambatan kedatangan rektor. Acara yang sedianya diagendakan untuk dimulai
pada jam 10.00 itu ahirnya harus diundur hingga pukul 10.45. Permintaan maaf
sempat disampaikan oleh bpk Drs. Joko Widodo selaku Pembantu Rektor bidang
kemahasiswaan (PR 3) yang memberikan pidato pengantar mengenai kegiatan ini.
Agenda
selanjutnya adalah sambutan oleh Rektor UMM, Dr. Huhajir Efendi. Map. Namun anehnya
tiba-tiba rektor meminta Presiden Mahasiswa dan perwakilan Senat Mahasiswa
untuk memberikan sambutan terlebih dahulu, meski sebenarnya tidak ada agenda
untuk itu. Tak ayal, sambutan dari keduanya sangat singkat kurang persiapan.
Saat rektor
memberikan sambutan, rektor juga memberikan klarifikasi (baca:
jawaban/bantahan) mengenai isu-isu yang sebelumnya telah digulirkan oleh BEM
UMM. Walhasil, sambutan dari rektor menjadi sangat panjang dan banyak memakan
waktu.
Akibatnya, waktu
untuk dialog pihak rektorat dengan BEM UMM hanya tersisa 30 menit. Pertanyaan-pertanyaan
itu langusung di tanggapi oleh rektor. Dan seperti yang diprediksi
sebelumnya oleh
forum konsolidasi hanya dijawab oleh rektor dengan jawaban-jawaban yang
normatif.
Beberapa yang
disampaikan oleh BEM UMM adalah mengenai transparansi keuangan lembaga intra,
akses gratis terhadap fasilitas-fasilitas kampus bagi lembaga intra, pembenahan
pengelolaan parker, menyediakan kesekretariatan bagi lembaga intra yang belum
memilikinya, pembangunan gedung belajar baru, pembenahan system KRS online dan
yang terahir adalah tuntutan untuk mengembalikan hari mahasiswa, yaitu hari
sabtu dan minggu untuk tidak ada kegiatan perkuliahan sama sekali.
Dialog itu
sendiri dipandu langsung oleh PR 3, dan hanya memberikan beberapa termin
pertanyaan. BEM UMM -yang mengatas namakan forum konsolidasi mahasiswa-pun
hanya menyampaikan sebagian rekomendasinya-karena memang mungkin sadar bahwa
beberapa diantaranya sudah di klarifikasi oleh rektorat dan hanya dijawab
dengan jawaban normatif saja.
BEM UMM telah melakukan inkonsistensi atas apa yg diputuskan oleh forum konsolidasi...!
BalasHapusTidak hanya sekali..bahkan lebih dari itu..!!!
Atas dasar inkonsistensi itulah sy tdk menghadiri forum dialog rektorat dan PMII Kom.UMM menarik diri dari aliansi taktis yg dibangun..!!
Kita akan segera mengusahakan terbentuknya aliansi strategis antar elemen mahasiswa UMM yg betul2 teguh memperjuangkan aspirasi mahasiswa UMM secara umum..bkn perjuangan yg hanya 'kejar setoran'
Hormatku ;
BUNG ROEDHY
(Ketua PMII Kom.UMM)
saya akan mengadakan dialog aspirasi... bisa tidak anda memberikan manual acara dialog aspirasinya?? skdar mmbandingkan manual acara yang kami buat. Salam perjuangan, by FAJAR ASHAR.. (Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, FMIPA, FISIKA)
BalasHapus