Produktifitas yang Berjalan seperti Penyu
Oleh: Cheng Prudjung
Produktifitas, selain itu apa yang dibutuhkan oleh anak muda seperti kita, yang tentunya anti terhadap konsumsi. Produktifitas bukan hanya simbolisasi eksistensi, bukan sekadar sebuah penciptaan semata untuk pemenuhan naluri narsisme, produksi adalah aksi melawan yaitu menyeimbangkan budaya konsumerisme dengan kreatifitas yang baru dan manusiawi.
Saat berdiskusi dengan teman, terkait kapitalisme versus sosialisme, terdapat sebuah ungkapan yang menarik bahwa antara kapitalisme dan sosialisme tidak memiliki perbedaan yang jauh, menurut teman saya, entah mengambil sumber darimana, bahwa perbedaan mereka berdua hanya pada pembagian hasil kerja, kapitalisme yang pelit dan rakus, sementara sosialisme baik hati dan senang berbagi.
Namun, terlepas dari diskusi tersebut di atas, hal yang perlu diperhatikan selain kapital adalah tingkat produktifitas manusia, kreatifitas dan cara pandang akan realitas, perlu diingat bahwa produksi bukan hanya barang atau benda, namun produksi juga adalah kesadaran.
Lalu apa maksud dari Produktifitas yang berjalan seperti penyu? hal ini tidak lain dari keterlambatan kita memaknai realitas sehingga kita terlambah untuk mmemproduksi kesadaran baru sebagai respon akan realitas yang semakin baru. Bukankah setiap hari kita mengkonsumsi suatu sistem kesadaran?, dan akhirnya kita dibelenggu oleh simbol-simbol jahat yang menarik kita ke dalam arus "lupakan dirimu" atau "mari bergabung bersama kami".
Produktifitas adalah matahari pagi yang terus mengalami pembaharuan, di malam hari ia melakukan refleksi setelah itu hadir kembali menyikapi realitas dan melawan.
Mohon maaf kalau tulisan ini ngawur.