Reaktualisasi Organisasi Berbasis Ideologi

in 4

Lalu Taqi Mustaqim
Ketua Panitia PKD XIX 
Tonggak perubahan dan peradaban manusia sangat tergantung pada proses dinamika pendidikan. Potret peradaban yang maju ditandai dengan dinamika pendidikan yang intensif. Peradaban dunia Arab misalnya merubah diri dari era jahiliyah pada abad ke-7 saat transformasi pendidikan spiritual Islam dikembangkan oleh Rasulullah Nabi Muhammad. Begitupun peradaban Yunani yang menyejarah dengan tradisi skolastiknya, dilanjutkan dengan telaah teori kritis yang massif pada era Pencerahan, Marx, dan Mazhab Frankfurt.

Pentingnya pendidikan dan transformasi ilmu pengetahuan juga berkali-kali diingatkan dalam berbagai dalil Al Qur’an maupun hadis. Manivestasi kewajiban kita untuk terus berproses dalam pendidikan sebagaimana dalam Surah Thahaa (114) “Katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan’.” Bagitupun banyak dalil dan hadis lain yang mengupas pentingnya kita terus bermunajat berharap serpihan Ilmu Allah, seperti pada Hadist Nabi yang mewajibkan kita menimba ilmu dari kandungan hingga saat meninggal dunia.

Begitupun pada dinamika pengkaderan Komisariat PMII UMM. Melalui Dzikir, Fikr dan Amal Sholeh proses tersebut menjadi rangkaian aksiologis yang harus dilakukan kader Komisariat PMII UMM. Penyelenggaraan PKD ini merupakan bagian dari transformasi keilmuan sebagai bagian dari kegiatan Amal Sholeh, khususnya dalam rangka membuka ruang-ruang gempitanya proses-proses berfikr.



Dalam pandangan Tuhan, manusia yang menghidupkan dunia pendidikan memang memiliki derajat yang sejajar dengan hamba-hamba terdekat-Nya. Saat mendalami pengetahuan, manusia akan berusaha untuk memahami dirinya sendiri berikut semesta yang ada di sekitarnya. Orang yang mampu memahami dirinya dan semesta di sekitarnya sama artinya dengan memahami dan mendekati Tuhan (Ali Syariati).

Sadar bahwa pendidikan menjadi fondasi epistmologis dan aksiologis dalam kehidupan kita sehari-hari, maka PKD yang menjadi bagian penting pendidikan yang harus dijalankan Komisariat PMII UMM. Demi mengejar hasil yang maksimal, dibutuhkan kerangka aksiologis yang sistemik dalam proses pelaksanaan PKD. Untuk itu dibuatlah tema PKD XIX PMII UMM “Reaktualisasi Organisasi Berbasis Ideologi”. PKD XIX ini akan di dilaksanakan pada tanggal 20 – 22 Januari 2012 bertempat di Balai Desa Bumiaji kota Batu.

Tentu saja pengangkatan tema ini bukan kebetulan, melainkan melalui dealektika panjang pada perencanaan PKD XIX. Perdebatan tersebut lahir dari kegundahan akan beragamnya paradigma para kader Komisariat PMII UMM, atau masih jauhnya eksistensialesme kader dalam memegang teguh pradigma keorganisasian Komisariat PMII UMM. Padahal pada saat yang sama Komisariat PMII UMM sedang menghadapi berbagai tantangan kontemporer yang kini merebak dalam dunia akademis, dimana telah tumbuh berbagai paradigma tandingan yang mengingkari makna penting perjuangan sejarah NKRI dan keislaman Ahlussunnah Waljamaah di Indonesia.

Kerangka ideologis dalam berorganisasi ini diharapkan menjadi senjata Komisariat PMII UMM dalam mentransformasi diri di tengah dunia mahasiswa, sekaligus perisai dari massifnya berbagai propaganda aliran lain diluar Aswaja yang mencabik Kebhinekaan Indonesia. PKD ini diharapkan menjadi tonggak pendidikan yang mampu membebaskan kader Komisariat PMII UMM dari kegundahan aksiologis yang menyimpang, sekaligus menjadi manhajl fikr yang meyakinkan kader untuk lebih militan dalam menempa ilmu dan berorganisasi di Komisariat PMII UMM.

4 Responses to “Reaktualisasi Organisasi Berbasis Ideologi”

  1. ALhamdulillah, PKD bejalan sukses. Terimakasih kepada panitia atas semangatnya.. Terimakasih seluruh peserta PKD. Terimakasih partisipasi kita semua. Tangan Terkepal dan maju ke Muka!!!

    BalasHapus
  2. Kita sangat beruntung diciptakan Allah sebagai manusia yang BERPENDIDIKAN, bayangkan jika kita diciptakan tidak mengenal ILMU PENDIDIKAN tentunya kita tidak bisa menulis blog seperti ini. Kita bisa sharing dengan sesama kita baik yang dekat dengan kita maupun yang jauh dari kita.
    Dengan bantuan tehnologi maka untuk sharing jadi lebih mudah dan tidak ada masalah jarak karena semuanya seolah didepan mata kita. Disinilah perlunya ilmu bagi kita umat manusia ini tentunya ilmu yang bermanfaat bagi kita, karena ilmu bagai pisau artinya tergantung dari pemakainya,
    jika ilmu itu digunakan untuk hal yang baik maka itu adalah ilmu yang bermanfaat tetapi sebaliknya
    jika digunakan untuk kejahatan maka ilmu itu adalah sesat.

    BalasHapus
  3. Kita sangat beruntung diciptakan Allah sebagai manusia yang BERPENDIDIKAN, bayangkan jika kita diciptakan tidak mengenal ILMU PENDIDIKAN tentunya kita tidak bisa menulis blog seperti ini. Kita bisa sharing dengan sesama kita baik yang dekat dengan kita maupun yang jauh dari kita.
    Dengan bantuan tehnologi maka untuk sharing jadi lebih mudah dan tidak ada masalah jarak karena semuanya seolah didepan mata kita. Disinilah perlunya ilmu bagi kita umat manusia ini tentunya ilmu yang bermanfaat bagi kita, karena ilmu bagai pisau artinya tergantung dari pemakainya,
    jika ilmu itu digunakan untuk hal yang baik maka itu adalah ilmu yang bermanfaat tetapi sebaliknya
    jika digunakan untuk kejahatan maka ilmu itu adalah sesat.

    BalasHapus
  4. nice post ..
    lanjutkan :D

    BalasHapus