PMII UMM yang Dilupakan Pendahulunya

in 2

Catatan oleh: Cheng Prudjung
          "Tidak satu pun alumni PMII UMM yang mengisi form pendataan alumni"

Apakah ini sebuah pertanda buruk akan keberlangsungan / eksistensi organisasi?, saya masih ingat beberapa kader PMII yang sering menyampaikan bahwa di PMII tidak ada senioritas, kita semua sama, saya belajar pada sahabat-sahabat dan sahabat-sahabat belajar dari saya, kurang lebih begitu, saya tidak melakukan reporting kepada sahabat yang pernah melantunkan kata-kata itu. Apakah ini juga pertanda, bahwa tidak adanya sistem senioritas menjadikan tanggung jawab yang tua hilang begitu saja?.

Saya belum mengerti bagaimana sistem kekerabatan yang dibangun oleh Alumni dengan para kader PMII yang masih aktif, namun pengalaman saya melihat kondisi komisariat PMII UMM yang rindu belaian kasih sayang sangat memiriskan. Di salah satu sisi, beberapa Alumni menyarankan untuk melakukan pendekatan intensi kepada alumni dengan koneksi HP, tapi kadang tidak berbuah, entah payah disini ataupun disana.

Satu hal yang menguatkan saya akan perilaku Alumni PMII UMM yang mulai melupakan "sarangnya" adalah tidak adanya alumni PMII UMM yang mengisi form pendataan alumni pada situs ini, sama sekali tidak ada,, padahal salah satu visi membangun situs sebagai jaringan komunikasi di internet adalah menjadi media komunikasi semua kader dan alumni PMII UMM, tapi apa?

Tapi apa?

Saya tidak bisa menghitung bagaimana kesombongan para Alumni PMII UMM yang terus terang menceritakan pengalaman semasa masih aktif di PMII UMM (komisariat/rayon), ketika mereka harus mengantarkan surat kepada seluruh anggota dengan berjalan kaki, ketika diskusi sampai larut malam, ketika turun berdemonstrasi, ketika membangun aliansi antar organisasi dan berbagai cerita yang menurut saya pribadi sungguh sangat menyedihkan, menyedihkan dalam maksa sesungguhnya maupun kiasan?

Kacang lupa kulit? saya tidak mungkin tega meletakkan istilah itu di jidat semua alumni PMII UMM, tidak mungkin, karena saya masih punya sopan santun dan saya tidak pernah memiliki cita-cita untuk menjadi anggota PMII yang durhaka! salah satu contoh kedurhakaan itu adalah "Burung terbang bebas tak kembali pada sarang", buang air pun tidak.

Siapa alumni yang saya kenal? ouw, sangat sedikit, sedikit sekali.

Ahhh Alumni memang absurd, kadar absurditasnya sangat tinggi dibandingkan mahasiswa yang emoh menyentuh organisasi, Alumni adalah pengejawantahan atau simbolisasi dari makhluk yang telah purna segala-galanya, purna tugas dari membawa surat kepada seluruh anggota dengan berjalan kaki, purna tugas dari membangun aliansi, purna tugas dari aksi demonstrasi, purna tugas dari ikut diskusi. Purna, kecuali purna sebagai seorang manusia, itu pun jika filsafat kemanusiaan kita sama.

Apa yang kita harapkan dari alumni?

hari ini (entah esok) pertanyaan di atas adalah pertanyaan paling tolol yang tidak patut disampaikan oleh seorang anggota, mengharapkan sesuatu dari alumni? terlalu cengeng sahabat, dan kita harus sadar bahwa PMII UMM memanglah sebuah organisasi gerakan, sehingga tidak boleh lagi kita mematung di hadapan alumni yang juga mematung, tak ada langkah (karena mereka sudah purna).

Akhirnya, saya berharap ada alumni yang memaki saya secara pribadi, entah dengan medium apa pun, jika alumni memang memiliki sedikit keberanian dan tenaga, bolehlah tubuh saya ini menjadi batang pisang yang ditebas si empunya. Atau mereka yang diplomasi, boleh membangun aliansi sesama alumni atau membangun persekongkolan untuk memecat keanggotaan saya dari PMII, atau memohon pada polisi untuk memenjarakan saya atas tuntutan "membuat tulisan tentang alumni".

Apapun itu, terserah, saya mulai tidak pusing lagi pada kalian, toh sahabat-sahabat di komisariat dan di rayon sedang layu. Besok-besok aku aku bertapa di gunung Arjuna agar kudapatkan ilmu kanuragan hingga bisa menurunkan hujan dengan mantraku. Hujan, agar semua sahabat yang layu dapat basah dan segar!!! bukan lagi kobaran api yang kita butuhkan, karena kobar api ternyata telah terbukti tidak mampu mengurus generasi setelahnya, kita butuh kesegaran agar semua senang, kita butuh air yang suatu saat akan membeku dengan dinginnya kota malang, membeku menyatu dan hancurkan kata "Kalian cemen, g pernah turun aksi".

Tangan terkepal dan maju ke alumni

2 Responses to “PMII UMM yang Dilupakan Pendahulunya”

  1. mungkin alumni PMII UMM GapTek2 Kali ya..? Haa...?? Atau mungkin Alumni sudah mrasa nyaman dg khidupan mreka yg uda mapan, hingga mlupakan kberadaan kalian yg dg gigih mncoba tuk mnyembuhkan luka dr dosa yg udah mreka tinggalkan... Sudahlah Shabat... Jgn Klian Fikirkan "Mereka" yg tlah mlupakan,,, Mari Optimalkan Web ini dgn APA yg tlah Kalian miliki saat ini, hingga pada wktunya nanti "Mereka" ngiri dengan Karya yang tak DIHARGAI INI... BRAVO www.pmiiumm.com -SALAM PERGERAKAN- From dartoxxx@yahoo.co.id (Edy_BOGEL)

    BalasHapus
  2. sya juga sebagai kader pc pmii kota tasikmalaya jawa barat,,mempunyai kesimpulan alumni pmii yang menjabat kekuasaan di pemerintahan daerah kota tasikmalaya, sudah lupa terhadap organisasi yang telah membesarkan namanya..........
    pa kata dikata kacang lupa kulit.....

    BalasHapus