Menanamkan Ideologi, Mewujudkan Kader Ulul Albab
Oleh: Abdul Karim Abraham
Memahami akan diri sendiri adalah menjadi keharusan bagi mereka yang akan melangkah lebih maju. Kenapa ditekankan menjadi keharusan, sebab untuk mengerti siapa kita bukanlah hal yang mudah, dan bukan juga hal yang didapat dengan waktu yang singkat. Memahami siapa kita, berarti memahami apa yang harus kita lakukan.
Dari masalah masalah yang telah dilalui, dari sana juga akan muncul sebuah pelajaran pelajaran yang memaksa kita untuk selalui memaknai apa yang terjadi. Pertanyaannya dari sekian banyak pengalaman yang telah kita lalui, bisakah kita memahami diri sendiri? Yang juga dilanjutkan dengan pertanyaan bahwa sebenarnya apakah tujuan kita hidup? Bagaimana menjalaninya? Dan semacamnya dan semacamnya.
Begitupun juga dengan keberadaan suatu kelompok. Secara tidak sadar sejak seorang dilahirkan berada pada sebuah kotak kotak batas dari masyrakat. Sampai pada masa dewasa juga tidah memahami kenapa kita berada pada komunitas ini, mereka berada pada komunitas itu, yang juga secara tak lansung beranggapan negative bagi mereka yang tidak berada pada kotak kita. Padahal, kita sebenarnya tak memahami apa kelompok tersebut, bagaimana dan apa yang akan hendak dicapai oleh kelompok (organisasi) yang kita diami. Ironis memang.
Sebagai individu yang berada pada organisasi bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sejak dini harus dibangun akan kesadaran individu sebagai mahluk Tuhan, mahluk yang harus menjaga tatanan di dunia ini, agar kesempurnaan pencapaian pada alam kekekalan terus diaplikasikan.
Kemudian Ber-PMII juga jangan hanya selesai pada tataran penggunaan simbolitas belaka, tetapi mampu menangkap makna dari symbol-simbol tersebut. Dalam hal ini misalnya, kita tidak hanya mampu menunjukkan lambang PMII kepada halayak umum, tiak cukup hanya mengibarkan bendera yang dianggap sebagai wujud eksistensi organisasi, namun warga pergerakan mampu dalam menginternalisasi makna dibalik lambang PMII yang diwujudkan pada tingkah laku kita sehari hari.
Oleh karenanya, penanaman penanaman akan suatu ideologi mutlak diperlukan. Bagaimana mungkin seseorang yang tergabung dalam organisasi tidak memahami gerak dan tujuan organisasi. Kenapa penanaman? Semua sudah paham, jadi tidak perlu lagi dalam pemahaman, yang diperlukan adalah penanaman (internalisasi), agar nantinya tumbuh dalam wujud tindakan yang mengarah pada tujuan organisasi.
Keberadaan PMII adalah sebagai pencerah bagi siapapun, bukan PMII ada hanya untuk PMII itu sendiri. Dari kenginan bahwa PMII bisa bermanfaat kepada siapapun, sehingga kemudian termaktub dalam Anggra Dasar PMII Pasal 4 bahwa PMII menginginkn Tebentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memprjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Dari tujuan PMII tersebut menegaskan bahwa PMII didirikan untuk membentuk sebuah pribadi yang dengan segala kapasitas pribadinya yang teruji dan terasah, kemudian bisa mengarahkan kualitas pribadi kader terhadap kepentingan masyarakat banyak dan bangsa. Setidaknya ada beberapa profil yang harus melekat pada setiap kader PMII, yaitu bertaqwa kepada Allah SWT, Berbudi luhur, berilmu, Cakap, Bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya, dan Komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dengan kata lain, setelah Profil tersebut benar-benar melekat pada diri kader PMII, maka kader tersebut disebut sebagai Kader Ulul Albab.
Dari momen Pelatihan Kader Dasar (PKD) XVI PMII UMM, berharap bahwa penanaman ideologi gerakan PMII benar terwujud dalam tindakan kongkret. Tidak lagi menempatka ideologi organisasi pada posisi yang “tinggi”, yang tidak pernah dibumikan. Sebab jika benar-benar terdeskrebsikan dalam tindakan, maka Kader Ulul Albab yang dicita-citakan PMII akan terwujud dengan nyata. Semoga.
SUKSES.......
BalasHapus